Jumat, 21 Januari 2011

Peradaban

Dalam kehidupan sehari-hari istilah kebudayaan diartikan dengan hal-hal yang menyangkut kesenian dan adat istiadat. Bahkan tidak jarang media massapun ikut mempopulerkan istilah kebudayaan terbatas pada hal-hal yang bersangkutan dengan unsur seni. Hal ini berarti terjadi penyempitan terhadap makna kebudayaan.
Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “Buddhayah” yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Di samping itu pendapat para ahli lain mengupas kata kebudayaan sebagai perkembangan dari kata majemuk budi dan daya, yang berarti daya dari budi (kemampuan dari akal) yang berupa cipta rasa dan karsa, maka kebudayaan diartikan sebagai hasil dari cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebudayaan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kebudayaan material dan kebudayaan immaterial. Kebudayaan material/jasmaniah adalah kebudayaan yang dapat diraba, dilihat secara konkrit/nyata atau yang bersifat kebendaan. Contohnya meja, buku, gedung, pakaian dan sebagainya.
Sedangkan kebudayaan immaterial/rohaniah/spiritual adalah kebudayaan yang tidak dapat dilihat dan diraba tetapi dapat dirasakan dan dinikmati contohnya religi, kesenian, ideologi, filsafat dan sebagainya.

latent social problem

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

According Soerjono Soekanto social problem is a mismatch between the elements of culture or society, which endanger the lives of social groups. If a clash between elements that exist can cause disruption of social relationships such as shakiness in the lives of a group or community.

Social problems arise due to the striking difference between the values in society with the existing reality. That can be a source of social problems such as the process of social and natural disasters. The existence of social problems in a society defined by the institution that has a special authority such as community leaders, government, social organization, public deliberation, and so forth.

Social problems can be categorized into 4 (four) types of factors, namely, among others:
1. Economic Factors: Poverty, unemployment, etc..
2. Cultural factors: divorce, juvenile delinquency, etc..
3. Biological factors: infectious diseases, food poisoning, etc..
4. Psychological factors: neurological disease, an evil cult, and so on.


Hakikat Manusia

Manusia Bukan Hanya Sebagai Makhluk Biologi Tetapi juga sebagai Makhluk Budaya, Ekonomi, Individu dan Sosial 

 

    Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Alloh swt yang paling sempurna dibanding makhluk lainnya. pada hakikatnya manusia adalah makhluk biologi yang secara fisik membutuhkan makan, minum, tidur, seks dll. tidak hanya hakikat manusia sebagai makhluk biologi yang hanya membutuhkan makan, minu mdan tidur manusia diciptakan oleh Tuhan untuk bersosialisasi dengan makhluk yang lainnya. 

   Karena hakikat manusia tidak hanya diciptakan Tuhan sebagai makhluk biologi maka manusia akan secara alamiah akan menciptakan sesuatu yang berharga untuknya maupun manusia lainnya, untuk itu manusia juga disebut sebagai makhluk yang berbudaya.


   Dalam pemenuhan kebutuhannya manusia akan bersosialisasi dengan yang lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.